Bencana ini terjadi karena kebocoran pada saat proses pengeboran gas oleh PT Lapindo Brantas Inc. Kebocoran itu terus terjadi hingga berbulan-bulan dan mengakibatkan tingginya volume banjir lumpur panas yang akhirnya Lumpur Lapindo menggenangi 16 desa di tiga kecamatan membuat para warga harus dievakuasi dan mengungsi ke tempat lain. Bencana ini juga merenggut ratusan korban jiwa serta hancurnya bangunan-bangunan seperti masjid, sekolah, pabrik, dll.
Pihak dari PT Lapindo Brantas Inc. mengeluarkan dana sekitar 6 triliun rupiah untuk mengganti rugi warga serta pembangunan tanggul. Hingga saat ini Lumpur Lapindo masih tetap aktif.
Sumber Gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar